Film Indonesia terbaru....

 photo banner-panasqq-700x80_zpshe9foogl.gif

Tontonan Gratis Dari Teman Yang sedang Menikmati Tubuh Mulus Dan Vagina Legit Pembantu Semoknya

6:02 PM


DUNIA121.Awalnya aku mengira cerita dedi tentang hal-hal yang berbau ngentot cuma bualan belaka. Betapa tidak, sebagai remaja yang baru menginjak usia 18 tahun, cerita pengalamannya soal sex jauh melampaui usianya. Bahkan bisa dibilang tidak wajar.

Teman sekolah yang sejak 2 bulan terakhir menjadi teman akrabku itu, mengaku sering bersetubuh dengan wanita pembantu di rumahnya. Wanita itu adalah tetangganya yang diminta menangani pekerjaan dapur dan bersih-bersih rumah. Usianya 43 tahun, punya suami dan punya 2 orang anak. Tetapi menurut dedi, melakukan hubungan seks dengan wanita yang jauh lebih tua, rasanya jauh lebih nikmat.

“Aku pernah melakukannya dengan Sani. Itu, bekas pacarku yang anak SMA V, tetapi hambar dan kurang hot,” kata dedi suatu hari.

dedi juga mengaku sering mengintip ibunya. Saat mandi atau saat tertidur di kamarnya. Menurut dedi, usia ibunya sudah 46 tahun jadi lebih tua tiga tahun dibanding pembantu yang sering digarapnya itu. Tetapi bentuk tubuhnya tak kalah aduhai. Makanya ia sering berangan-angan untuk bisa melakukan yang sama terhadap sang ibu. Hanya sejauh ini dedi belum pernah melakukannya.

Penasaran dengan cerita-cerita panasnya itu, ketika ia mengajakku menginap di rumahnya di saat liburan aku langsung menyambutnya. Sekaligus untuk membuktikan dan untuk melihat ibu serta pembantu yang sering diceritakannya.

Ternyata dedi bukan pembual seperti yang semula kukira. dedi bukan hanya sangat akrab dengan Bi Ani wanita yang menjadi pembantu di rumahnya. Tetapi dari gerak-gerik keduanya bisa diyakini mereka punya hubungan khusus. Hal itu terlihat saat Bi Ani masuk ke kamar dedi untuk membawakan teh hangat dan kue. Dengan atraktif dedi menepuk-nepuk pantat wanita itu saat ia tengah menghidangkan minuman di atas meja.

“Terima kasih ya Bi Ani yang sexy,” ujar dedi sambil mengerlingkan matanya ke padaku.

Ia tidak hanya menepuk tetapi berusaha meremas pantat bahenol wanita itu. Bi Ani mungkin agak risih diperlakukan begitu di hadapanku. Tetapi ia tidak marah. “Mas dedi memang suka nakal mas. Wong orang sudah tua kok dibilang sexy,” ujarnya tanpa mencoba menepis tangan dedi yang terus menggerayangi pantatnya.

Memang Bi Ani tidak hanya sexy seperti yang dikatakan dedi. Menurutku, ia juga sangat merangsang. Buah dadanya besar menantang dan pantatnya padat membusung. Itu tidak disangsikan karena terlihat jelas dari bentuknya yang tercetak pada kain panjang yang ketat membungkusnya. Bahkan nampaknya ia juga tidak mengenakan celana dalam karena tidak kulihat garis yang membentuk bentuk pakaian dalam wanita pada kain panjang yang membalut busungan pantatnya.

“Bener kan Did, ia benar-benar hot. Tadi dia juga nggak pakai CD lho. Mungkin karena memeknya suka kegerahan kalau pakai CD ya?,” timpal Rudi setelah Bi Ani keluar kamar.

Gairahku jadi ikut terbakar. Terpicu oleh apa yang baru kulihat dan membuat anganku menerawang jauh. Membayangkan bentuk tubuh Bi Ani bila dalam keadaan tanpa busana. Bahkan, tanpa kusadari, si otong di selengkanganku ikut berekasi. Ah, andai tak sedang di rumah dedi pasti sudah kukocok seperti yang biasa kulakukan selama ini untuk menyalurkan hasrat seksualku.

Sebenarnya selama ini aku sering melakukan onani. Dan wanita yang paling sering menjadi obyek fantasiku adalah ibuku sendiri. Terlebih setelah mengintip dia mandi atau bertelanjang di kamarnya. Namun aku tidak berani menceritakannya pada dedi, takut dicemooh olehnya. Namun setelah melihat langsung apa yang dilakukannya pada Bi Ani dan keinginannya untuk bisa menikmati tubuh ibunya, suatu saat aku ingin menceritakannya pula.

Sedangkan obyek fantasiku yang lain, adalah Yu Darsih, wanita tetanggaku. Janda beranak dua yang membuka kios sembako di dekat rumah dan juga pandai memijat itu, di samping suka memakai daster tipis merangsang, bentuk bodinya juga aduhai menggoda. Padahal, usianya sudah tidak muda lagi, sekitar 47 tahun nyaris sama dengan usia ibuku. Maka aku suka berlama-lama di kiosnya saat membeli rokok atau keperluan lainnya.

“Did, kamu pengin lihat Bi Ani telanjang? Aku mau kerjain dia di dapur. Gara-gara pegang-pegang pantatnya aku jadi terangsang nih. Nanti susul aku ya, tapi tunggu sekitar 5 menit,” ujar dedi sambil ngeloyor keluar kamar.

Meski dedi memintaku menunggu lima menit sebelum aku menyusulnya, perintahnya tak kuindahkan. Aku ingin melihat yang dilakukannya pada Bi Ani dari awal adegan. Hingga baru sekira dua menit setelah dedi keluar kamar, dengan berjingkat aku menuju ke dapur. Di sana, dedi tampaknya tengah mencoba mencumbu dan merayu wanita pembantunya itu.

Bi Ani yang tengah sibuk menggoreng tempe dan tahu, dipeluknya erat oleh dedi dari belakang. Bahkan tidak hanya memeluk, kedua tangannya terlihat pula sibuk meremasi tetek Bi Ani dari luar baju kebaya yang dikenakan wanita itu. “Jangan ah…, nanti temen Mas dedi melihat,” kata Bi Ani.

Tetapi ia tidak mencoba menepis tangan anak majikannya. Malah kuyakin ia menikmatinya.Aku tahu karena mata Bi Ani merem melek oleh remasan tangan dedi pada teteknya. Bahkan ketika dedi melepaskan kancing-kancing pada kebaya yang dikenakannya, Bi Ani juga tak mencegahnya. Ia biarkan dedi mengeluarkan buah dadanya yang besar dari kutang hitam berenda yang menyangganya.

Memang sudah berumur. Namun bentuk buah dada Bi Ani kuakui masih cukup bagus. Putih mulus dan membusung dengan bagian yang merah kecoklatan melingkar mendekati putingnya yang mencuat. Kedua puting susu Bi Ani itulah yang kini menjadi sasaran dedi. Dengan tetap mendekapnya dari belakang, ia memilin-milinnya perlahan hingga wanita itu mendesah dan menggelinjang dalam pelukan dedi.

Sambil tetap meremasi tetek pembantunya, tangan dedi yang lain meliar ke bawah. Mengelus perutnya, lalu merayap turun mencoba menyelusup ke balik kain panjang yang dipakai wanita itu. Sepertinya dedi ingin menyentuh memek Bi Ani tanpa membuka kain panjang yang melilit tubuh wanita setengah baya itu. Namun karena gerakan tangan dedi agak tergesa, kain panjang itu jadi terlepas.

Sebenarnya Bi Ani dengan reflek telah berusaha menyambar kain panjangnya yang terlepas karena ulah anak majikannya. Namun terlambat, kain panjang motif batik yang telah agak lusuh itu terjatuh ke lantai. Jadilah tubuh bagian bawah wanita yang menurut dedi bersuamikan Mang Sarno, penarik beca yang masih tetangganya menjadi telanjang bulat.

“Ih Mas dedi, apa-apan sih. Bibi nggak pakai celana dalam nih..,” ujar Bi Ani.

dedi tahu, protes pembantunya itu hanya di mulut saja. Buktinya, ia tidak menepis tangan anak majikannya ketika bagian paling rahasia miliknya mulai digerayangi. Oleh dedi, kemaluan Bi Ani yang membusung langsung diraba dan diusap-usapnya. Ia melakukan itu sambil menggesek dan menekan-nekan penisnya yang masih terbungkus CD ke pantat Bi Ani yang membulat padat. Jakunku jadi turun naik melihat adegan panas yang dipertontonkannya.

Tidak seperti ibuku yang selalu mencukur habis rambut yang tumbuh pada memeknya. Bi Ani membiarkan jembutnya tumbuh di sana. Hanya rambut pada kemaluan wanita itu tergolong tipis dan jarang. Aku bisa melihat itilnya diantara celah bibir kemaluannya yang sudah agak berkerut karena jari tengah tangan dedi mencolek-coleknya. Itilnya yang terlihat mencuat, ukurannya juga lumayan besar dan menonjol. Ah, penisku jadi ikut mengeras disuguhi pemandangan yang sangat merangsang itu.

Sejauh itu, Bi Ani tidak bereaksi. Ia tetap pada kesibukannya menggoreng tempe dan tahu untuk menu makan siang. Namun ketika dedi berjongkok di antara kedua pahanya dan mulai menciumi memeknya, nampaknya ia mulai menikmati.

“Ahhh… ssshhss… memek bibi diapakan mas? Ahhh… enak banget …. ssshhhsss,” Bi Ani mulai mendesah seiring dengan juluran lidah dedi yang mulai menyapu ke bagian dalam lubang memeknya.

Sambil terus mendesah menahan nikmat, Bi Ani mengangkat kaki kanannya dan ditumpukan pada sandaran kursi yang ada di dekatnya. Rupanya ia bermaksud memberi kesempatan anak majikannya agar bisa lebih mudah mengerjai memeknya dengan mulutnya.

Melihat itu, dedi tidak menyia-nyiakan kesempatan yang diberikan pembantunya. Ia tidak hanya sekedar menyapukan ujung lidahnya ke lubang nikmat Bi Ani yang kini terbuka menganga. Tetapi itil Bi Ani yang mencuat di sela lubang memeknya pun ikut diobok-oboknya. Dijilat dan sesekali dicerucupi dan dihisap-hisapnya.

Tubuh Bi Ani jadi mengejang. Rupanya, tak tahan menahan nikmat oleh hisapan mulut dedi pada itilnya, kerjaan dapurnya jadi diabaikan. Tempe goreng yang masih ada di penggorengan tak sempat diangkatnya dan dibiarkan gosong.

“Aahh … enak bangat Mas dedi. Iya terus hisap itil Bibi, ahh… ssshhhh…. ooohhhh,” ia melenguh sambil memegangi kepala anak majikannya dan berusaha menekan ke selangkangannya.

Aku makin panas dingin melihat adegan yang tengah berlangsung. Terlebih ketika Bi Ani mulai meremasi sendiri kedua teteknya sambil merasakan nikmatnya aksi obok-obok mulut anak sang majikan pada memeknya. Aku jadi makin kelabakan. Risleting celanaku terpaksa kupelorotkan agar penisku leluasa mengembang karena celana jins yang kupakai memang cukup ketat. Kurasakan penisku kian tegang dan mengeras.

dedi akhirnya menghentikan aksinya menghisapi memek wanita itu setelah mulutnya basah oleh lendir yang keluar dari dalam memek Bi Ani. Kalau diteruskan, pasti Bi Ani memperoleh orgasmenya di atas mulut dedi. “Bi, bibi ambil kasur kecil dulu deh di gudang,” kata dedi.

“Kita mainnya di sini? Kan ada teman Mas dedi. Nanti kalau dia ke dapur gimana?”
“Nggak bakalan Bi. Tadi dia udah tidur kok. Ayo dong Bi, udah kepengen nih,” kata dedi lagi sambil mengusap-usap memek Bi Ani dan membelai jembutnya.

Saat Bi Ani keluar mengambil kasur di gudang, dedi menghampiriku yang bersembunyi di balik almari tempatku mengintip.

“Gimana Did, tubuh Bi Ani benar-benar mantap kan? Memeknya juga enak banget dientotin,” ujarnya.

Menurut cerita dedi, nafsu Bi Ani sebenarnya sangat tinggi. Namun Mang Sarno yang seharian mengayuh becak, saat pulang agaknya sudah kecapaian hingga kurang memiliki tenaga untuk memuaskan sang istri. dedi mengaku, ia berhasil meniduri sang pembantu setelah sempat mengajaknya nonton film BF di kamarnya beberapa bulan lalu.

Permainan panas itu berlanjut setelah Bi Ani menggelar kasur di lantai dapur. Tadinya Bi Ani bermaksud merebahkan tubuh dan mengangkang setelah kasur tergelar. Mungkin karena nafsunya yang sudah memuncak. Namun dedi mencegah. Ia meminta Bi Ani berjongkok dan dedi langsung menyorongkan penisnya ke mulut wanita itu.

Bi Ani tahu, anak majikannya ingin meneruskan pemanasan sebelum permainan yang sebenarnya berlangsung. Maka diawali dengan menjilat-jilat ujung penis dedi yang tegak mengacung, Bi Ani akhirnya memasukkan penis dedi ke dalam mulutnya. Menghisap dan menjilat-jilatkan ujung lidahnya ke kepala penis dedi.

Bahkan tidak hanya itu, biji-biji pelir penis dedi juga tak luput dari jilatan dan cerucupan mulut Bi Ani. Lidah wanita itu terus meliar, mengusap dan menjelajahi setiap inchi kemaluan anak majikannya. Tubuh dedi tampak mengejang. Mungkin menahan nikmat yang tak tertahan.

Dari tempatku mengintip, adegan yang dipertontonkan dedi dan pembantunya membuat nafsuku kian terbakar. Betapa tidak, Bi Ani yang tengah mengulum penis dedi, posisinya berjongkok menghadap padaku. Hingga aku bisa melihat dengan jelas bagian paling pribadi miliknya yang terbuka. Memek Bi Ani benar-benar menganga dengan itil yang kemerahan mencuat menantang. Ah, nikmat benar kalau diberi kesempatan membenamkan penisku di lubang nikmat itu. Rasanya gimana ya? Begitu aku membatin sambil mengelus penisku yang telah mengeras meminta penyaluran.

Payudara wanita separo baya yang bentuknya seperti buah pepaya agak menggelantung itu juga terlihat bergoyang-goyang seiring dengan gerakan tubuh pemiliknya. Alhasil birahiku kian tak terbendung dan tubuhku menjadi panas dingin menahan syahwat yang makin menggelegak.

Puncaknya, dedi meminta Bi Ani menghentikan kuluman dan hisapan pada penisnya. Lalu ia mengambil posisi terlentang di kasur yang telah tergelar di lantai dapur. Maka Bi Ani tahu, sang anak majikan meminta dirinya berada di posisi atas dalam puncak persetubuhan yang hendak dilakukan.

Bi Ani pun mengambil ancang-ancang. Dengan kedua kaki berada di antara tubuh dedi, ia berdiri tepat di atas pinggul anak laki-laki majikannya. Saat ia menurunkan tubuh dan nyaris dalam posisi berjongkok, wanita berpantat lebar itu terlihat menggenggam dan mengelus penis dedi yang tegak mengacung. Lalu kepala penis dedi diusap-usapkan ke lubang memeknya yang menganga. Akhirnya,… bless penis dedi masuk membenam ke liang nikmat Bi Ani seiring dengan diturunkannya pantat wanita itu.

Mungkin merasa nikmat oleh adanya penis dedi yang melesak di dalam lubang memeknya, menjadikan Bi Ani terdiam sesaat. Ia mengerang perlahan. Sementara dedi, sambil merasakan nikmatnya jepitan memek pembantunya kedua tangannya mulai bergerilya. Payudara wanita seusia ibunya itu diremas-remasnya dan sesekali puting-putingnya dipelintir dengan jari-jarinya. Ulahnya itu membuat Bi Ani kelojotan dan merintih menahan nikmat.

“Bi, Mang Sarno suka ngisep tetek bibi nggak,” ujar dedi sambil terus meremasi susu Bi Ani.
“Ih Mas dedi kok nanya-nanya begituan sih,”
“Ah pengen tahu saja. Jawab dong Bi?” Kata dedi lagi.
“Dia mah kalau lagi tidur sama bibi suka langsung. Boro-boro pegang atau ngisep tetek bibi. Mungkin karena kecapaian narik becak,” jawab Bi Ani.

Mendengar jawaban itu dedi kian meningkatkan remasannya pada buah dada Bi Ani. Bahkan sambil tetap telentang, tangannya juga meliar ke bawah perut wanita itu dan mengusap memeknya yang tengah tertembus batang zakar miliknya. Dirangsang sedemikian rupa, gairah Bi Ani kian memuncak. Wanita itu mulai menggoyang-goyangkan pantatnya hingga penis dedi yang ada di dalam memek Bi Ani serasa diperah oleh jepitan otot-otot memek wanita pembantunya.

Sesekali Bi Ani juga merubah gerakannya. Masih dalam posisi di atas, ia menaik-turunkan pantatnya. Dalam posisi gerakan seperti itu, nafsuku benar-benar kian terbakar. Betapa tidak , aku bisa melihat dengan jelas gelambir daging kemerahan yang keluar dari memek Bi Ani saat wanita itu mengangkat tubuhnya dan tertarik oleh penis dedi. Batang penis dedi dan memek Bi Ani terlihat sangat basah oleh cairan yang keluar hingga menimbulkan bunyi ceplok.. ceplok yang sangat merangsang. Apalagi tetek gede wanita itu juga ikut bergoyang indah. Ah ingin rasanya ikut bergabung untuk meremasi susu yang menantang itu.

Gairah keduanya kuyakin kian mendekati puncaknya ketika gerakan yang dilakukan makin tak teratur. Gerakan naik turun tubuh Bi Ani makin cepat dan dengus nafasnya kian keras terdengar diiringi erangan-erangan tertahan. Sementara dedi mengimbangi dengan membuat gerakan memutar pada bagian bawah tubuhnya. Hingga hujaman penisnya ke memek Bi Ani menjadi semakin cepat.

“Ssshhhh …ahhh…ahh .. Memek bibi enak banget disodok penis Mas dedi. Auhh… terus mas sodok terus. Ahh.. ahh bibi nggak tahan,”
“dedi juga suka banget ngentot sama bibi. Memek bibi kayak ngisep. Terus goyang pantatnya bi. Iya bi … akkhhh…. ssshhh ..aakhhh enak baanget bi, oohhh,” timpal dedi sambil mengobok-obok memek Bi Ani dan mencongkel-congkel kelentitnya hingga membuat wanita itu kian kelabakan dan suara rintihannya makin menjadi.

Puncaknya, Bi Ani mengangkat lebih tinggi tubuhnya dan lalu kembali menjatuhkannya dengan gerakan lebih cepat. Setelah penis dedi kembali menerobos masuk ke lubang nikmatnya, ia menggoyang pantatnya dengan goyangan memutar yang sangat kencang. Sekejap setelah itu, tubuhnya tampak tergetar menandakan ia telah mencapai orgasmenya.

“Auuuww… aohh… ohhh bibi keluar mas. Enak banget mas,… aahh.. sshhh… shhh …. ohhhh,”
“Saya juga hampir nyampai bi. Ayo bibi terus goyang, ah .. ahhh… shh,”

Rupanya, Bi Ani masih menikmati sisa-sisa puncak kenikmatan dari orgasme yang baru diperolehnya hingga ia tak segera merespon permintaan anak majikannya. Hal itu membuat dedi makin kesetanan. Ia terus menggerak-gerakan bagian bawah tubuhnya sambil meremasi tetek wanita pembantunya.

Merasa respon yang diharapkan tak kunjung didapat, dedi membalikan tubuh hingga Bi Ani terguling. Saat itulah, saat wanita pasangannya terbaring mengangkang di kasur yang digelar di lantai dapur, dengan buas dedi langsung menerkamnya. Penisnya diarahkan ke lubang memek Bi Ani yang kian basah oleh lendir yang membanjir. Maka sekali genjot amblaslah batang penis dedi di kedalaman meme Bi Ani.

“Auw.. jangan kenceng-kenceng mas. Memek bibi sakit.. nih,”

Tepi dedi tak peduli. Gerakan naik turun tubuhnya di atas tubuh Bi Ani bukannya melemah tetapi makin dipercepat. Bahkan tiap ujung penisnya hendak masuk ke lubang memek wanita itu, ia sengaja menyentaknya hingga terobosan di lubang memek ibu yang telah melahirkan dua anak itu seakan menghujam cepat.

Perubahan terjadi pada diri Bi Ani. Ia yang sebelumnya memprotes karena merasa sakit pada lubang memeknya, nampaknya mulai terbangkitkan kembali gairahnya. Sambil menikmati sogokan penis anak majikannya ia mulai menggoyang-goyang dan memutar-mutar pantatnya. Maka kembali dedi merasakan penisnya diperah oleh jepitan memek istri Mang Sarno.

“Iya bi… aahh…ah..ah… ssshhhh…. enak banget bi. Terus goyang bi…aahhh …sshhh…shhh … akkhhhh … saya hampir nyampai bi, aahhhh,”
“Iya Mas dedi,… tapi jangan dikeluarin dulu. Memek bibi juga mulai enak dan hampir nyampai lagi. Tahan dulu ya.. aakkkhhh …. ssshhh… shhh… ahhhhh… ahhhh,” Bi Ani mulai merintih dan mengerang lagi.

Pergumulan pasangan yang usianya berbeda cukup jauh itu kian tak terkendali. Tubuh keduanya terlihat basah, banjir oleh peluh yang keluar. Sampai akhirnya, kedua kaki Bi Ani terlihat membelit ke pinggang dedi yang terus menghujam dan menusukkan batang penisnya di lubang memek wanita pembantunya. Lalu pantat Bi Ani membuat gerakan memutar yang sangat kencang. Saat itulah kudengar erangan cukup keras dari mulut dedi dan Bi Ani yang sangat keras dan dalam waktu yang hampir bersamaan. Rupanya keduanya telah sama-sama mendapatkan puncak kenikmatannya hingga tubuh dedi ambruk ke dalam pelukan Bi Ani.

Tadinya aku berniat kembali menyelinap ke kamar dedi. Tapi karena dedi buru-buru bangkit dan langsung masuk ke kamar mandi, aku jadi mengurungkan niatku itu. Bi Ani yang akhirnya bangkit dan tengah berusaha membereskan kasus yang habis dipakainya untuk bersebadan kubuat kaget oleh kemunculanku yang tiba-tiba telah berada di hadapannya.

“Ee… maaf bi… bibi lagi ngeberesin kasur. Mas Adid mau kemana?” Kata Bi Ani sambil berusaha menutupi memeknya.
“Saya mau ambil minum bi. dedinya mana,” ujarku sambil terus menatapi tubuh telanjang wanita paro baya yang masih sangat merangsang tersebut.

Bi Ani benar-benar menjadi salah tingkah di hadapanku. Tapi karena baju dan kain panjangnya cukup jauh dari jangkauannya ia tak berani mengambil untuk menutupi tubuhnya yang telanjang bugil. Ia baru merasa terbebas setelah aku mengambil sebotol air dari kulkas beserta gelas dan kembali ke kamar dedi. Hanya seulas senyum yang sengaja kutebar, pastilah membuat ia bertanya-tanya.
Previous
Next Post »

3 comments

  1. SELAMAT DATANG DI WWW.WSD88QQ.COM SITUS BANDARQ TERBAIK
    MENYEDIKAN 7 PERMAINAN DALAM 1 AKUN / ID :
    - SAKONG ( 3 RAJA ) NEW GAME
    - POKER
    - BANDARPOKER
    - CAPSASUSUN
    - ADUQ
    - BANDARQ
    - DOMINO99
    * MINIMAL DEPO Rp. 20.000,-
    * MINIMAL WITHDRAW Rp. 20.000,-
    * BONUS REFFERAL 20%
    * BONUS TURNOVER 0,5% 2 Kali Seminggu

    Proses Deposit & Withdraw Cepat !!
    Pelayanan 24 Jam,
    Daftar - Depo - Main - dan Withdraw Jutaan Rupiah

    ReplyDelete