Film Indonesia terbaru....

 photo banner-panasqq-700x80_zpshe9foogl.gif

Kunikmati Tubuh Ibu Kost Yang Janda STW tapi Vaginanya Serasa Gadis

4:00 PM

DUNIA121.Kisahku ini terjadi saat aku masih kuliah di sebuah perguruan tinggi di daerah kalimalang-Jaktim. Aku menyewa kamar milik seorang ibu bernama Fanny.

Kamar yg kusewa agak di belakang rumah bersebelahan dengan kamar mandi. Di bagian belakang rumah Bu fanny ini dibatasi dengan tembok tinggi tanpa atap, di dalamnya di gunakan Bu fanny untuk memelihara bunga-bungaan, disana juga tumbuh pohon jambu yg rindang. Kamarku berada tepat di depannya.

Rumah itu hanya tersedia dua kamar kost yg kusewa bersama seorang mahasiswa juga tapi sudah skripsi jadi jarang di rumah. Bu fanny ini seorang Janda beranak dua, semua anak Bu fanny sudah berkeluarga dan tdk serumah lagi dengan Bu fanny. Bu fanny ini sebenarnya usianya sudah cukup tua sekitar 40 tahunan, tapi menurutku, untuk perempuan seusianya tubuh Bu fanny masih terlihat bagus, meski agak gemuk namun terlihat montok dengan pantat yg semok dan toket yg besar.

Kalau pas di rumah Bu fanny sering mengenakan baju daster tipis yg menerawang bentuk tubuhnya membuatku selalu ingin mencuri-curi pandang kepadanya. Toketnya yg besar itu juga sering kulihat terkadang tanpa di bungkus BH sehingga nampak menggantung saat badanya menunduk.

Suatu hari ketika itu aku masuk siang, jadi agak nyantai. Setelah keluar untuk membeli koran aku kembali ke kamar lagi untuk membacanya, pintu kamar aku biarkan terbuka agar udara segar dapat masuk. Dari dalam kamar kulihat Bu fanny berjalan sambil membawa handuk, rupanya mau mandi. Dia berhenti sejenak di depan pintu kamarku dan menyapaku.

“Kok masih di kamar, apa nggak kuliah?” sapa Bu fanny
“Iya bu, hari ini aku masuk siang” jawabku
“Wah enak dong bisa santai-santai dulu..” kata Bu fanny lagi sambil tersenyum meneruskan langkahnya menuju kamar mandi.

Di kamar mandi terdengar Bu fanny bernyanyi diiringi suara air. Otakku langsung jadi ngeres dengan membayangkan Bu fanny yg sedang bugil membuat kontolku tegang lalu timbul keinginanku untuk mengintipnya.

Kututup pintu kamarku pelan-pelan, kucari celah bolongan dipapan dan ternyata ada sedikit lubang kecil dari cat yg sudah terkelupas, kutempelkan sebelah kelopak mataku pada lubang kecil itu, tampak Bu fanny yg sedang telanjang bulat, badannya sangat montok dengan dua bukit kembar yg menggelantung begitu besarnya, biarpun sudah agak turun tapi tetap menantang, sedangkan memeknya tertutup oleh bulu yg lumayan lebat.

Bu fanny menyabuni toketnya agak lama, sambil memilin-milin putingnya, sedang tangan yg satunya lagi menyabuni memeknya, jari telunjuknya dimasukan berulang-ulang ke lubang memeknya, sambil matanya terpejam, mungkin dia sedang menikmatinya.

Tak lama kemudian Bu fanny menghentikan aksinya lalu dia berjongkok persis menghadapku untuk mencuci BH dan CDnya sehingga lubang memeknya dengan jelas dapat kulihat dan itu membuat gairahku menyala-nyala. Lantas akupun mengeluarkan kontolku yg sudah menegang, kukocok-kocok kontolku dengan terus melihat memek Bu fanny. Aku tak peduli kalau seandainya Bu fanny tau kalau aku sedang mengitipnya sambil mengocok kontolku sendiri. Nafsu sex ku sudah tak bisa di bendung lagi yg ada dipikiranku cuma bagaimana caranya bisa ngentot dengan Bu fanny.

Akhirnya selesai juga mandinya Bu fanny, tapi aku belum sempat mengeluarkan isi kontolku. Setelah mengelap tubuhnya dengan handuk dan dililitkannya handuk itu menutupi tubuhnya, sedangkan pakaiannya di masukannya ke dalam ember yg ada di dalam kamar mandi.

Akupun lalu masuk lagi ke dalam kamarku dan segera bersiap-siap dengan rencanaku. Ketika Bu fanny hendak melewati kamarku cepat-cepat kubuka pintu kamarku dan tanpa sepatah katapun lalu kupeluk tubuh Bu fanny dari belakang sambil menarik handuk yg di pakai Bu fanny hingga akhirnya Bu fanny telanjang, lalu tanganku meremas-remas toket montoknya.

”iiihhh,,,,apa-apaan sih kamu” Pekik Bu fanny terkejut.
”Jangan Dit,,,” Bu fanny mencoba menghindar.

Aku tak memperdulikan ucapannya, tangan kanan kuarahkan ke memeknya, kuelus-elus dan kumasukan jariku ke lubang memeknya sambil kuciumi belakang telinga dan leher belakang Bu fanny.
Bu fanny mencoba berontak agar lepas tapi aku tak memberikan kesempatan dengan semakin mempererat pelukanku.

“Lepaskan Radit…sadar Dit…Ibu sudah tua Dit…” Kata Bu fanny memohon.
“Sssttt…tenang Bu, di mataku Ibu masih seksi kog, buktinya saya nafsu sama Ibu. Mendingan Ibu nikmatin aja lagian kan Ibu sudah lama nggak ngentot..” Kataku memaksa.
“Tapikan Ibu malu Dit, entar kalau ada yg lihat gimana?” ucapnya melas.
“Kenapa mesti malu Bu, sekarang mending Ibu tenang dan nikmati aja, dengan begitu gak bakalan ada yg tahu…” Rayuku.

Akhirnya Bu fanny pun terdiam, dia tdk berusaha memberontak lagi, membuatku semakin leluasa menjelajahi semua bagian tubuh Bu fanny, kadang kuelus-elus, kuremas-remas juga kujilati di setiap bagian yg membuatnya terangsang.

“aaacchh…geli donk Dit…sstt…” desah pelan Bu fanny
 pertanda dia sudah menikmati.

Kuciumi bibirnya, dan lidahku kumasukan ke dalam mulutnya. Bu fanny mulai mengimbangiku, di balasnya ciumanku kami bergantian saling menghisap bibir dan lidah. Sambil kutuntun tangan Bu fanny untuk masuk ke dalam celana pendek yg kupakai menuju ke kontolku yg sudah tegang dari tadi.

Tanpa kusuruh Bu fanny melepaskan celana dan Cd yg kupakai hingga kontolku bebas mengacung. Lalu digenggamnya kontoku, jempolnya mengelus-elus kepala kontolku kemudian dikocoknya perlahan. Pelerku pun tak luput di jamahannya diremanya pelan, sesekali jarinya menelusuri belahan pantatku melewati anus, benarbenar sensasi sex yg luar biasa.

Leher Bu Ifanny kuciumi lalu turun ke bagian toketnya. Kuremas-remas toketnya, kusedot dan kujilati putingnya yg ternyata membuat gairah Bu fanny semakin membara. Tangannya meremas rambutku dan terkadang menekan kepalaku ke toketnya. Desahanannya semakin sering terdengar.

”Aaacchhh Dit,,nikmat sekali, teruskan diittt…”

Dengan posisi Bu fanny tang masih tetap berdiri, aku jongkok di depanya dan kuarahakan mulutuku keselangkanganya, Bu fanny ternyata sudah tau apa yg akan kulakukan, direnggangkan kedua kakinya hingga sedikit mengangkang yg membuatku lebih mudah menciumi kemaluanya. Ku singkapkan bulu di permukaan kemaluanya lalu ku dekatkan bibirku ke permukaan kemaluanya.

Lidahku bermain di sekitar kemaluan Bu fanny, klitroisnya terkadang kugigit pelan sebelum kuhisap-hisap. Tak ketinggalan jari tanganku ku tusukkan keluar masuk ke lubang kemaluan Bu fanny.

“Uchh… uawhh…yahh…uchhh… terus Dit,ahh..”

Begtiu liarnya aku dan Bu fanny bergumul, hingga kami berdua sudah tak memperdulikan lagi kalau saat itu kami bergumul di udara terbuka di belakang rumah BU fanny. Tapi tiba-tiba kekhawatiranku muncul juga. Kuhentikan sejenak aktifitasku.

“Bu, sebentar ya, aku mau mengunci pintu dulu, takut ada yg datang” kataku sambil berdiri
“Oh iya, untung kamu ingat dit, tapi cepat ya…, Ibu sudah nggak kuat nih,” jawab Bu fanny binal

 Aku hanya tersenyum, smabil berlalu ke remas tokt Bu fanny

Setelah mengunci pintu aku kembali mendekati Bu fanny, batang penisku terayun-ayun waktu melangkah karena aku sudah tdk pakai celana meskipun aku masih memakai kaos

“Pintu depan sudah di kunci belum Bu?” tanyaku pada Bu fanny
“Udah Dit” jawab singkat Bu fanny sambil merengkuh tubuhku ke pelukanya.
“Dit kita pindah ke kamar aja yuk” pinta Bu fanny
“Enakkan disini Bu, cari suasana lain, pasti Bu fanny belum pernah kan ngentot sama bapak dulu di tempat terbuka seperti ini”
“Ihh, kamu ini ada-ada aja” elak Bu fanny sambil melepas kaosku.

Kami berdua kembali berpagutan di atas kursi yg ku ambil dari depan kamarku, Kupangku tubuh Bu fanny di atas pahaku, Bu fanny semakin aktif menciumiku, puting susuku pun di jilatina dan di hisap-hisap sedangkan tanganku merayapi kemaluanya yg semakin basan oleh lendir kenikmatanya.

Bu fanny kemudian bangkit dan berjongkok di hadapanku, dihadapaknya wajahnya kearah batang kemaluanku lalu lidahnya menjulur menjilati kepala kemaluanku. Tak lama kemudian dimasukannya batang kemaluanku ke dalam mulutnya, di kulum-kulum dengan menggerkakkan kepalanya maju mundur, kemudian biji pelerku di kulumnya juga. Gerakan lidah Bu fanny benar-benar bikin aku kelojotan kenikmatan.

Ochh, nikmat sekali Bu..” erangku penuh nafsu

Tanganku meremas-remas toketnya yg menggantung, sesekali keremas rambutnya dan kutekan kepalanya agar semakin dalam mulutnya melahap batang kemaluanku.

Bu fanny lalu menghentikan seponganya pada batang kemaluanku

“Dit, masukin sekarang ya.., ibu sudah kepengen banget di entot” pintanya sambil merebahkan tubuhnya di atas tikar dengan mengangkangkan lebar ke dua kakinya.

Tanpa ba bi bu aku menyusul Bu fanny dan kukangkangi tubuh Bu fanny dari atas. Bu fanny meraih batang kemaluanku lalu di arahkanya ke lubang kemaluannya. Setelah pas lalu aku menekan pelan hingga batang kemaluanku masuk semuanya ke dalam lubang kemaluan Bu fanny lalu ku fanny keluar dan ku masukkan lagi dengan gerakan semakin cepat. Mulut Bu fanny terus mendesah-desah keenakan. Tubuh Bu Tati terhentak-hentak oleh sodokkanku, toketnya yg bergerak-gerak indah kuremas-remas.

Dengan penuh nafsu, sambil terus bergerak kami berdua berpelukan erat, mulut kami berdua juga saling menghisap

Bu fanny lalu memintaku untuk berganti posisi, aku berbaring dan bu limah duduk di atas selangkanganku setelah batang kemaluanku di masukkanya ke dalam lubang kemaluanya. Bu fanny menggoyangkan pantatnya, terasa seperti di remas-remas batang kemluanku di dalam lubang kemaluannya.

Kami berdua kembali ke posisi semula, gerakan kami berdua semakin menjadi-jadi. Tusukkan batang kemaluanku semakin kencang yg diimbangi dengan gerakan pantat Bu fanny yg bergoyang kekanan kekiri kadang keatas dan kebawah menambah semakin panasnya pergumulan kami. Hingga akhirnya kurasakan lendir kenikmatanku akan segera keluar

“Bu aku ma keluar…” erangku
“Ibu juga mau kelua, Dit..” desah Bu fanny

Kami berdua saling berpelukan erat, bibir kami saling menghisap dan lendir kenikmatanku pun menyembur di dalam kemaluan Bu fanny

Beberapa saat kami berdua saling diam menikmati sisa-sisa kenikmatan..

Sambil rebahan di tikar di bawah pohon jambu yg rindang dengan tubuh sama-sama bugil kami berdua melepas lelah sambil ngobrol dan bercanda. Tanganku memainkan Toket Bu fanny entah mengapa aku suka sekali dengan toket Bu fanny itu.

Kami berdua lalu ke kamar mandi untuk membersihkan badan, saling gosok dan sambil remas hingga gairah kami berdua kembali bangkit, kami berdua kembali ngesex di kamar mandi sampai puas.

Perempuan seusia Bu fanny sangat berpengalaman dalam memuaskan pasanganya, mereka tdk egois dalam menyalurkan gairah sex nya, bahkan yg kurasakan Bu fanny cenderung memanjakanku agar mendapatkan kepuasan yg setinggi-tingginya. Maka karena itulah aku pun merasa di tuntun untuk bisa mengimbanginya.

Gairahku kepada Bu fanny entah kenapa selalu menyala, pengenya setiap hari aku bisa menggumulinya, dan ternyata Bu fanny pun demikian. Hal ini kudengar sendiri ketika aku mengajakanya untuk bercinta padahal ketika itu teman kostku sedanag ada dikamarnya. Saat Bu fanny sedang mencuci pakainya dari belakang kedekap, tapi dengan halus menolaknya.

“Jangan sekarang Dit, nanti kalau ketahuan temanmu gimana?” kata Bu fanny
“Tapi Bu, Aku dah nggak tahan” bantahku.
“Ibu juga sama, malahan ibu pengennya tiap hari bercinta sama kamu”

Akhirnya aku mengalah dan kembali ke kamarku.

Sudah tiga hari ini hsratku tak tersalurkan, aku dan Bu fanny hanya bisa saling bertukar kode tanpa bisa berbuat lebih, hingga ketika sore itu, mendadak teman kostku pulang ke kampungnya setelah mendapat kabar kalau ibunya sakit. Setelah temanku pergi ku kunci pintu lalu aku segera mencari Bu fanny. Di dalam rumah tampak Bu fanny keluar dari kamarnya. Bu fanny saat itu mengenakan baju kurung berkerudung sepertinya Bu fanny mau pergi.

“Mau pergi kemana Bu” tanayaku sambil menedekatinya.
“Oh, mau pengajian dulu Dit..” jawab Bu fanny
“Bu, ayo dong, dah lama nih..,” rujukku
“Nanti aja Dit, ibu cuma sebentar kok”
“Ayolah Bu bentar aja…” paksaku sambil ku peluk Bu Tati.

Tanganku segera merayap ke balik baju Bu fanny yg longgar. Toket Bu fanny yg besar yg beberapa hari ini ku rindukan, jadi mainanku

“Dasar kamu Dit, nggak sabaran banget sih…, tapi sebentar aja ya…” rangek Bu fanny akhirnya pasrah

Ternyata Bu fanny pun sudah panas, ciuman bibirku segera di balasnya. Meskipun saat itu Bu fanny mengenakan kerudung tak menghalangi aku dan Bu fanny untuk saling berbagi kenikmatan malahan aku merasa ada nuansa yg lain yg kian membuat gairah sex ku menjadi-jadi dan permintaan Bu fanny melepas kerudungnya kularang.

“Dit, kerudungnya ibu lepas dulu ya” pinta Bu fanny
“Jangan Bu, biarin aja, aku semakin nafsu melihat ibu berkerudung” larangku.
“Ihh kamu ini ada-ada aja”

Sambil terus bibir kami saling perpagutan Bu fanny melucuti BH nya, lalu bajunya kusingkapkan ke atas dan ku sorongkan wajahku menjamah toketnya. Ku lahap toketnya sepuas-puasnya.

“Och… engghh…yahh…emmmhhh… ochh..” desah pelan Bu fanny

Tangan Bu fanny melorotkan celanaku hingga batang kemaluanku yg sudah tegang mengeras itu mengacung bebas, lalu Bu fanny memainkan batang kemlaunaku dengan meremas-remasnya

Kain bawahan yg di pakai Bu fanny ku singkapkan dan ku gelungkan di pinggangnya, lalu pantat indahnya ku remas-remas setelah kulepas CD nya.

“Dit.. Ayo Dit cepet masukin..” pinta Bu fanny.
“Iya Bu, disini aja ya Bu” jawabku sambil ,membimbing tubuh Bu fanny ke kursi panjang yg ada di ruang tamu.
“Tapi nanti kalau ada orang gimana Dit” tanya khawatir Bu fanny.
“Tenang Bu, kita kan nggak bugil” aku meyakinkan Bu fanny
“Dit, Ibu yg di atas ya..” pinta Bu fanny

Aku mengiyakanya, aku pun langsung duduk di kursi panjang itu dengan posisi agak berbaring, lalu Bu fanny naik ke atasku, dengan kedua kaki melipat sejajar pahaku, lalu Bu fanny menurunkan tubuhnya dan mengarahkan lubang kemaluanya ke batang kemaluanku.

Kemaluanku di pegangnya agar pas dengan lubang kemaluanya. Setelah itu Bu fanny menekan tubuhnya hingga batang kemlauanku masuk ke dalam lubang kemaluanya sampai dasar lalu di goyang-goyangkan pantatnya, lalu diangkat dan di tekan lagi sambil menggoyang-goyang dengan gerakan semakin cepat.

Toket besar Bu fanny ikut bergoyang-goyang kencang mengikuti gerakan tubuh Bu fanny yg semakin hot itu segera ku sosor dengan mulutku, ku jilati dan kuhisap-hisap hingga meninggalkan tanda merah, sementara tanganku meremas-remas pantatnya.

Biarpun Bu fanny tdk melepaskan pakaian dan kerudungnya kami berdua tetap dahsyat malah semakin membuatku bernafsu.

Kuimbangi gerakan Bu fanny dengan menghentakkan pantatku ke atas apabila Bu fanny menekan ke bawah sehingga aku merasakan batang kemaluanku seperti menghujam ke dalam lubang kemaluan Bu fanny, membuatnya semakin terhempas-hempas keenakan.

“Occhhh… emmmhhh…emmhhh…yahhh…” mulut Bu fanny tak berhenti mendesah.
“Ayo Dit, terus sodok yg dalem… iyaahhhhh…ooocchhhhh” katanya di sela-sela desahanya.

Setelah beberapa menit saat kami berdua saling menyodok dengan posisi Bu fanny tetap di atas, kurasakan pejuhku mau keluar.

“Bu aku mau keluar…., Bu..” erangku
“Ibu juga mau keluar Dit… occhhhh…” balas Bu fanny

Gerakan kami berdua sudah tak beraturan lagi, kami berdua semakin liar menjelang orgasme. bibir kami saling bertautan erat saling hisap, hingga akhirnya tubuh kami sama-sama mengejang, pejuhku pun akhirnya meyembur di dalam lubang kemaluan Bu fanny. Kami berdua bersama-sama menikmati puncak pergumulan yg bergelora walaupun hanya sebentar.

Beberapa saat aku dan Bu fanny sama-sama terdiam dengan masih berpelukan menikmati sisa-sisa kenikmatan. Setelah keadaan dirasa normal Bu fanny bangkit berdiri, baru tampak olehku kalau pakaian dan kerudung yg dikenakan Bu fanny begitu acak-acakkan akibat pergumulan tadi.

“Udah dulu ya Dit, ibu mau berangkat pengajian” kata Bu fanny sambil melangkah menuju kamar mandi.

Aku lalu mengikutinya. Kami berdua sama-sama masuk ke kamar mandi untuk membersihkan cairan sisa pergumulan. Sambil saling bercanda aku dan Bu fanny saling basuh.

“Gara-gara ini nih ibu jadi terlambat” kata bu fanny sambil meremas batang kemaluanku yg mulai melemas

Aku hanya nyengir mendengar gurauan Bu fanny. Setelah dirasa bersih kami berdua keluar dari kamar mandi, aku masuk ke dalam kamr sedangkan Bu fanny melangkah ke dalam rumah.

Ku ganti celana dan kaosku lalu aku duduk nyantai sambil merokok di depan kamarku. Dari dalam terlihat Bu fanny berjalan ke arahku dia sekarang sudah rapi kembali

“Dit, ibu berangkat dulu ya… kalau mau tidur jangan lupa kunci pintu depan dulu” kata Bu fanny.
“Siap Bu” jawabku sambil bangkit dan mengikuti Bu fanny, iseng aku meremas pantat Bu fanny, Bu fanny hanya mendelik manja.
“Nakal banget sih kamu Dit, belum puas ya..?”
“Nggak tau nih Bu, kalau ngeliat Ibu bawaanya jadi nafsu”


Setelah menutup dan mengunci pintu depan aku kembali ke kamar untuk tidur siang.

Malam harinya aku dan Bu fanny nonton TV berdua di rumahnya, kami mengobrol dan bercanda, rasanya ingin mengajak Bu fanny untuk ngentot lagi tapi aku tak tega karena kulihat Bu fanny sepertinya kecapekan. Ketika aku mau masuk ke kamar kudengar telepon Bu fanny berdering, ternyata telpon dari cucunya Bu fanny yg mengatakan bahwa besok siang mau datang berkunjung. Waduh alamat nafsuku tdk bisa tersalurkan donk, kataku dalam hati.

Paginya, aku bangun pagi dan langsung mandi, kira-kira jam setengah tujuh. Saat aku berjalan ke kamar mandi kulihat Bu fanny sedang berada di dapur, dia hanya memakai daster tipis yg membuat gairahku naik. Ketika aku mandi, yg ada di pikiranku cuma Bu fanny. Kalau nggak sekarang aku ngentot Bu fanny bisa-bisa hasrat sex ku tak bisa tersalurkan nih, pikirku. Soalnya cucu Bu fanny kalau berkunjung bisa berhari-hari, lalu mandiku kupercepat.

Setelah selesai mandi, aku segera masuk ke dalam kamarku, memakai kaos dan celana pendek biar gampang. Kemudian aku berjalan mengendap-edap menuju dapur, begitu dekat dengan Bu fanny langsung kususupkan kepalaku ke pantat Bu fanny, ternyata Bu fanny tak memakai CD, langsung aja kuciumi pantat Bu fanny dengan penuh nafsu.

”Iiiih… kamu ngapain sih ngagetin ibu aja, untung ibu gak punya penyakit jantung.” Teriak Bu fanny kaget merasakan sesuatu pada pantatnya, sambil membiarkan saja apa yg aku lakukan terhadapnya.

Kuciumi pantat Bu fanny yg berbau wangi karena Bu fanny juga habis mandi. Dari balik dasternya, tanganku kujulurkan ke atas untuk meraih toketnya yg menggantung tanpa BH, kuremas-remas dan kupintir-pintir putingnya. Bu fanny sejauh ini masih cuek saja dengan terus memilih-milih sayuran.

”Kamu mau minta jatah ya Dit?” Tebak Bu fanny.
”Ibu tau aja..” Jawabku sambil terus memainkan toketnya.
”Kamu pasti semalam denger kalau cucu Ibu mau datang. Kasihan kamu ya Dit, bakal gak dapet jatah beberapa hari…hahahha…” Jawab Bu fanny sambil tertawa sambil membayangkan penderitaanku nanti.
”Iya Bu, nasib deh… ” Sesalku.

Bu fanny kembali tertawa mendengar ratapanku itu.

Sambil terus menciumi pantat Bu fanny, kuminta dia untuk mengangkangkan kedua kakinya agar wajahku bisa menghadap keatas persis di bawah lubang kemaluan Bu fanny. Lalu kuciumi dan kujilati lubang kemaluannya, kumasukan jariku dan kuputar-putar di dalam kemaluannya. Bu fanny pun mengimbangi dengan menggoyang-goyangkan dan menekan-nekankan pantatnya, sepertinya Bu fanny sudah bernafsu.

”Tunggu Dit, berhenti sebentar..” Pintanya.

Setelah aku menghentikan aksiku, dia dengan posisi masih berdiri menarik kursi makan yg ada di sebelahnya lalu kaki satunya diangkat dan diletakkan di atas kursi, mungkin maksud dia dengan posisi seperti itu aku bisa lebih bebas menjelajahi lubang kemaluannya. Akupun mengerti dengan yg dia maksud lalu ku jelajahi kemaluannya dengan rakusnya.

Tak lama berselang, Bu fanny menundukan kepalanya di meja, tubuh Bu fanny mengejang disertai lenguhan panjang, tangan satunya menekan kepalaku sehingga membuat kian mendekat ke kemaluannya. Gerakan Bu fanny jadi melemah dan kemudian berhenti hanya dengus nafasnya saja yg terdengar masih cepat.

Aku pun lalu menghentikan permainanku pada kemaluan Bu fanny. Permainanku pindah ke Toket Bu fanny yg menggantung dan bergoyang-goyang karena kepala Bu fanny masih tergeletak di atas meja dan tubuhnya menjadi doyong ke depan. Mulutku pun tak mau ketinggalan, dengan rakus kusedot puting Bu fanny.

Setelah merasa pulih, kemudian Bu fanny bangkit, akupun menempatakan diriku duduk di atas kursi. Lalu Bu fanny memelukku dari arah depan hingga kedua toketnya yg montok menutupi wajahku. Lalu Bu fanny menciumi kepalaku dan turun ke mulut, saling berpagutan dan bertukar lidah.

Bu fanny Lalu jongkok, di lepasnya celana pendekku hingga batang kemaluanku yg sudah mengeras mengacung keluar. Batang kemaluanku pun langsung dikocoknya, dijilat dan dihisapnya.

Kemudian kami menuju tujuan utama, Bu fanny menyingkapkan dasternya, Bu fanny lalu merebahkan tubuhnya di atas meja dengan satu kaki tetap menginjak lantai sedangkan kaki satunya diangkat melintang sejajar di tepian meja, menampakkan pemandangan yg sangat erotis pada kemaluanya. Terlihat kemluanya sedikit mendongak. Segera kuarahkan batang kemaluanku ke lubang kemaluan Bu fanny, kemudian ku tekan hingga masuk kedalam dan kutusuk lagi dengan lebih cepat.

Tubuh Bu fanny menggelepar-glepar terdorong oleh hentakanku, untung saja meja makan yg dijadikan tumpuan tubuh Bu fanny sangat kuat. Aku dan Bu fanny lalu berganti posisi dengan berbaring di lantai dapur. Bu fanny memiringkan tubuhnya, aku yg berjongkok di depanya segera mengangkat dan menahanya dengan pandak satu kaki Bu fanny hingga terpentang, lalu kuarahkan batang kemaluanku ke lubang kemaluan Bu fanny yg tampak merekah dan ku tusukkan hingga dasar kemaluan Bu fanny.

Ketika kurasakan saat-saat orgasme sudah dekat, ku entot Bu fanny dengan menindihnya dari atas, aku menciumi toketnya dan kedua kaki Bu fanny di pinggulku. Setelah kali tusukan keras, akhirnya aku orgasme, pejuhku nyembur di dalam kemaluan Bu fanny. Kami berdua berpelukan erat dengan bibir yg saling berpagutan, kami berdua mengakhiri pergumulan dengan rasa puas.

Setelah itu kami berdua segera bangkit karena khawatir kalau-kalau cucu Bu fanny datang, dan benar saja setelah aku tiduran di kamarku terdengar cucu Bu fanny datang.

Ternyata cucu Bu fanny akan tinggal lama karena sekolahnya sedang libur panjang, tinggal aku yg menderita menahan birahi sama Bu fanny yg tak dapat di salurkan. Akhirnya aku tak tahan lagi untuk menahan birahiku, suatu sore, ketika Bu fanny hendak mandi dan cucunya sedang bermain di depan, kuhentikan langkah Bu fanny di depan pintu kamarku dengan berpura-pura ngobrol aku utarakan hasratku ke pada Bu fanny.

“Bu, aku sudah nggak tahan lagi nih.” rengekku kepada Bu fanny
“Sabar dong Dit, kamu tau sendiri kan baru ada cucuku, ibu juga sama, sudah kepengen, tapi mau gimana lagi” jawab Bu fanny
“Tuh kan ibu sendiri juga juga sudah kepengen, ayolah Bu, bentar aja” desakku
“Iya sih, tapi gimana, cucu ibu itu lho, maunya sama ibu terus..”
“Bu, gimana kalau nanti malam, kalau cucu ibu sudah tidur pura-pura aja sakit perut, atau setelah semua tidur ibu nanti ke sini.”
“Terus nanti gimana kalau pas kita ngentot ada yg mau ke kamar mandi?” kata Bu fanny khawatir.
“Kita kan ngentotnya nggak di kamar mandi”
“Terus di mana?, di kamarmu?” tanya Bu fanny lagi.
“Ya nggak lah Bu, di situ aja tuh, tempatnya kan gelap, orang nggak akan melihat kita, lagian kalau ada orang rumah yg keluar kita bisa tau” kataku sambil menujuk tempat dekat pohon jambu di depan gudang yg kalau malam sangat gelap”
“Y udah deh kalau begitu, nanti malam ibu coba ke sini, udah dulu ya nanti ada yg melihat” jawab Bu fanny setuju.

Untuk mematangkan rencanaku, dari sehabis isya aku berpura-pura tidur dan lampu kamarku pun ku matikan. Menjelang tengah malam sekitar jam 11 ku dengar pintu belakang rumah Bu fanny di buka, segera ku intip dari celah jendela, seperti yg kuharapkan, terlihat memang Bu fanny yg keluar. Segera aku keluar dari kamarku.

Tanpa kata-kata, setelah menutup pintu rumahnya dan melihatku keluar dari kamar, Bu fanny langsung menuju tempat yg telah di rencanakan, aku pun segera menyusulnya dengan langkah pelan dan hati-hati.

Setelah berdekatan, kami berdua langsung berpulukan sambil berciuman dengan hot. Bibir kami saling berpagutan dengan liar dan penuh gairah untuk melepaskanya yg selama ini sama-sama di tahan. Tangan kami berdua sama-sama sibuk saling meraba.

Kusisipkan tanganku di balik daster Bu fanny hingga bagian daster Bu fanny ikut menyingkap ketika tanganku mulai menjamah pantatnya lalu berpindah ke depan mengusap-usap kemaluanya yg ternyata sudah tdk memakai CD. Bulu kemaluanya yg lebat ku mainkan dulu dengan menarik-nariknya dengan pelan sebelum menjamah kemaluanya.

Kemaluan Bu fanny yg tembem itu lalu kumainkan, klitorisnya kupilin-pilin lembut, jariku lalu masuk ke belahan kemaluan Bu fanny dan ku putar-putar di dalamnya. Sedangkan tangan Bu fanny segera menggenggam batang kemaluanku yg sudah keras dan di kocok-kocoknya., kemudian berpindah meremas-remas buah zakarku.

Karena situsainya tdk begitu kondusif kami berdua tdk berlama-lama melakukan cumbuan, segera saja kami berdua bersetubuh. Dengan tetap wasapada kalau-kalau ada orang rumah yg keluar. Bu fanny berdiri menyender di dinding denga ujung daster bagian bawah disingkapkan ke atas, satu kakinya di naikkan ke atas dan kutahan dengan tanganku tubuhku menghimpit tubuh Bu fanny ke dinding dan setelah dirasa posisinya pas mulai ku tusukkan batang kemaluanku ke lubang kemaluan Bu fanny.

Biarpun dalam keadaan yg tdk kondusif, kami berdua saling bergumul dengan liar. Aku dan Bu fanny sama-sama penuh nafsu dalam pergumulan yg kami lakukan. Nafasku dan nafas Bu fanny saling memburu. Dengan tetap menggenjot tubuh Bu fanny sedikit ku angkat dengan tanganku yg sebelumnya meremas-remas pantat Bu fanny. Kami berdua terus bergerak untuk saling berbagi kenikmatan yg tiada tara dengan mulut yg tanpa mengeluarkan suara.

Dengan cara spserti itu aku merasakan sensasi bercinta yg lain, yg tak kalah nikmatnya dengan pergumulan biasa. Aku dan Bu fanny menjadi lebih hot dan penuh nafsu untuk segera permainan penuh gairah ini.

Wajahku ku benamkan di tengah-tengah toket Bu fanny setelah Bu fanny membuka kancing dasternya, lalu ku mainkan toket Bu fanny dengan mulutku dan lidahku yg membuat Bu fanny menglinjang-glinjang penuh nikmat.

Dan akhirnya dengan posisi yg masih berdiri aku dan Bu fanny menacapai klimaks, tubuh kami berdua bergelut kian rapat., pantat Bu fanny menggeol-geol liar dan semakin liar dan kuhujamkan batang kemaluanku semakin keras sedangkan bibirku dan bibir Bu fanny terus saling berciuman dengan hot nya, hingga pada akhirnya tubuhku dan tubuh Bu fanny sama-sama bergetar kenikmatan, pejuhku nyembur di dalam rongga-rongga kemaluan Bu fanny. Tubuh Bu fanny setengah ku gendong saat itu dengan kedua tanganku mencengkram kuat pantat Bu fanny sekaligus menahan tubuh Bu fanny

Kami berdua sama-sama terdiam dengan tubuh tetap berpelukan menikmati sisa-sisa gairah dan nafas yg saling memburu.

“Ternyata nikmat juga ya ngentot begini” bisik pelan Bu fanny.
“Iya Bu, sungguh nikmat luar biasa” jawabku singkat

Batang penisku yg mulai loyo pun terlepas dengan sendirinya ketika kurenggangkan tubuhku untuk memberi ruang kepada Bu fanny.

“Besok malem gimana Bu” tanyaku
“Gimana besok aja deh Dit, kita cari cara lain, udah dulu ya ibu mau masuk dulu” jawab Bu fanny
“Bentar Bu..” cegahku sambil membuka daster Bu fanny bagian toketnya yg belum sempat di kancingkan lalu ku ciumi lagi toketnya yg besar itu seperti tak ada bosannya.

“Ihhh… kamu ini nggak puas-puas ya” sahut Bu fanny manja


Tak berapa lama ciuman ke toketnya ku sudahi, dan Bu fany lalu melangkah menuju pintu aku mengikutinya dengan memeluknya dari belakang, sambil melangkah ku ciumi tengkuk Bu fanny dan tanganku meremas-remas toketnya. Setelah meremas batang kemaluanku Bu fanny pun masuk ke dalam

HUbunganku dengan Bu fanny terus terjadi dan kian lama kurasakan kian hot saja hingga kalau tdk halangan hampir setiap hari aku dan Bu fanny bercinta dengan gaya-gaya yg liar. Pergumulanku dengan Bu fanny itu terus berlanjut dengan aman sampai aku lulus kuliah dan berlanjut saat aku mulai kerja karena aku tetap tinggal/kost di rumah Bu fanny.

Bahkan hingga aku menikah dan pindah rumah pun sesekali aku tetap menyambangi Bu fanny untuk sekedar bercinta dengannya, entah kenapa aku nggak pernah bosan untuk ngentot Bu fanny, dan sebaliknya Bu fanny pun dengan menggebu-gebu tetap malayaniku.

Previous
Next Post »

3 comments

  1. SELAMAT DATANG DI WWW.WSD88QQ.COM SITUS BANDARQ TERBAIK
    MENYEDIKAN 7 PERMAINAN DALAM 1 AKUN / ID :
    - SAKONG ( 3 RAJA ) NEW GAME
    - POKER
    - BANDARPOKER
    - CAPSASUSUN
    - ADUQ
    - BANDARQ
    - DOMINO99
    * MINIMAL DEPO Rp. 20.000,-
    * MINIMAL WITHDRAW Rp. 20.000,-
    * BONUS REFFERAL 20%
    * BONUS TURNOVER 0,5% 2 Kali Seminggu

    Proses Deposit & Withdraw Cepat !!
    Pelayanan 24 Jam,
    Daftar - Depo - Main - dan Withdraw Jutaan Rupiah

    ReplyDelete
  2. This comment has been removed by the author.

    ReplyDelete
  3. Jangan lupa mampir di blog saya di https://beketek.blogspot.com

    ReplyDelete