"Nah karena tidak bersenjata ya harus hidup. Karena prinsipnya TNI adalah tidak boleh menembak orang yang tidak bersenjata karena dalam operasi apapun juga TNI selalu menjunjung tinggi hak asasi manusia," ujar Gatot. Menurut Gatot, TNI sangat paham HAM. Karena itu TNI hanya akan menembak orang-orang yang memegang senjata.
"Contoh yang paling hakiki (TNI junjung tinggi HAM) itu saat pembebasan sandera di Woyla, Thailand tahun 1981. Karena menjunjung tinggi HAM menyelamatkan para sandera maka tidak ada satu sandera pun jadi korban tapi justru karena kehati-hatian jangan sampai melanggar HAM justru anggota Kopasus jadi korban, nah ini bukti yang nyata," beber Gatot.
Delima ditangkap Tim Batalion 303 Rider Kostrad sekitar pukul 9.30 Wita tadi di tengah hutan belantara di Pegunungan Tambarana, Poso. Dia ditangkap saat sedang jalan kaki dan tanpa perlawanan karena tidak bersenjata. Rencananya Delima akan segera dibawa ke Palu.
Dalam penangkapan itu Jumiatun tidak melakukan perlawanan sama sekali. Namun, tim menyita satu buah tas yang dibawa Delima. Belum bisa dipastikan apa isi tas tersebut. Dengan tertangkapnya Jumiatun alias Delima yang merupakan istri kedua dari Santoso ini maka pihak kepolisian akan segera melakukan pemeriksaan secara insentif terhadap wanita tersebut. Penangkapan dengan tersangka wanita ini pun harus dilaksanakan dengan sebaik-baiknya. Menurut Kadiv Humas Mabes Polri Irjen Boy Rafli Amar, dalam permeriksaan nantinya akan dilibatkan Polwan dan tim kesehatan. Delima ditangkap di pegunungan Tambarana, Poso, Sulawesi Tengah.
Saat ini istri kedua pentolan kelompok Mujahidin Timur Santoso alias Abi Wardah yang telah mati tertembak beberapa waktu lalu sedang menjalani pemeriksaan kesehatan. Setelah selesainya pemeriksaan kesehatan maka Delima akan langsung menjalani penyelidikan terkait keterlibatannya dalam jaringan teroris Santoso yang merupakan suaminya.
KUMPULAN SITUS POKER
DAFTAR BANDARQ
DAFTAR POKER ONLINE
SITUS POKER TERPERCAYA
REKOMENDASI AGEN POKER ONLINE INDONESIA
0 Komentar